Sayap Labirin

Walet-walet terbang berbulan-bulan merindukan hati tempat bersarang bagai tertatih-tatih menjaga keseimbangan yang satu dengan lainnya saat mereka terjaga dan dengannya mereka mampu bertahan hidup menggunakan sayapnya.

Tubuh walet yang ringan sangat membantu sayapnya mengepakkan arah bawah dan belakang juga memukul udara lalu naik ke angkasa untuk sebentar meninggalkan bumi agar bisa melihat mimpi di belahan bumi lainnya hingga di penghujung hari mereka kembali ke sarang masing-masing karena hari telah mulai gelap.

Baca Juga:   Kami Hidup di Sepanjang Sungai Kalimalang (Fragmen 3)

Hari pun telah gelap pekat dalam hutan senyap dan dalam sekejap kehidupan mahluk malam baru akan dimulai saat walet-walet tadi pulang ke sarang seakan menandai para kelelawar untuk bergantian keluar malam dan berbagi tempat dari sempitnya gua-gua yang tak pernah kenal cahaya terletak di kaki bukit di mana kedua jenis mahluk bersayap itu tinggal.

Karena itu dengarlah bacalah perlahan aku akan menuntunkanmu pada mahluk bersayap lain yang sayup-sayup datang dari kejauhan mendekati memasukiku menjelma di tiap-tiap rusuk punggungku untuk bereinkarnasi menjadi wujud-wujud ‘Sayap Labirin’ yang baru.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *