Garis-garis itu tak bicara banyak. Marut melintang membentuk kurva meski seperti menunjukkan peta -padahal sebetulnya tidak; mereka seperti tersesat di dalamnya. Kadang menjadi tidak lurus di depan, berbalik arah dan bahkan menyempit membentuk lingkaran-lingkaran yang tak terlalu kelihatan juga. Seperti ada tumpahan cat di mana-mana, dan buncah cahaya memberinya satu dua warna saja buat orang-orang… Continue reading Hisap
Prosa
Hari Ini Adalah Hari Yang Baik Untuk Mati
“Aku tidak perlu menghancurkan sebuah kota, aku hanya perlu membebaskan pikiranku –dari ideologi yang paling sempurna” *** Sebenarnya Kawan, saya pun masih menanyakan hal itu sampai sekarang; bagaimana akhir dalam kehidupan saya nanti? Tentu kalau boleh memilih, saya ingin meninggal dengan cara yang halus dan tenang. Saya dapat membayangkan saat itu adalah bagian akhir sekaligus… Continue reading Hari Ini Adalah Hari Yang Baik Untuk Mati
Logout
TIADA ADA SEORANG pun yang bisa memastikan untuk apa pohon berwarna putih ini ditanam dan tumbuh di sebuah pinggir danau virtual. Tiada nama. Tak ada keterangan apa-apa. Hanya bayangan pohon di muka danau yang lama kelamaan makin membuyar ditempias angin maya entah dari mana asalnya. Yang ada, ketika gambar pohon itu diklik, hanyalah sebuah direct… Continue reading Logout
Sayap Labirin
Walet-walet terbang berbulan-bulan merindukan hati tempat bersarang bagai tertatih-tatih menjaga keseimbangan yang satu dengan lainnya saat mereka terjaga dan dengannya mereka mampu bertahan hidup menggunakan sayapnya. Tubuh walet yang ringan sangat membantu sayapnya mengepakkan arah bawah dan belakang juga memukul udara lalu naik ke angkasa untuk sebentar meninggalkan bumi agar bisa melihat mimpi di belahan… Continue reading Sayap Labirin
Fragmen Kota, Mimpi, dan Kematian
SATU-SATUNYA CARA untuk mengakhiri hidup adalah dengan kematian. Saat hilangnya akal dari terhentinya kerja otak yang disebabkan gerak jantung tak lagi berdebar. Ruh pun terpencar. Ruh menjadi serpih-serpih beterbangan dan mengeluarkan beragam cahaya, menggoda-goda atau sekedar menakut-nakuti mata anak kecil yang menangkapnya basah. Lalu serpihan ruh itupun berkata kepada anak kecil, “kamu lah aku dahulu,… Continue reading Fragmen Kota, Mimpi, dan Kematian
Kami Hidup di Sepanjang Sungai Kalimalang (Fragmen 3)
KAMI HIDUP DI SEPANJANG SUNGAI KALIMALANG. Sebuah tempat dimana setiap hati saling bertaut dan rekaan surga telah berhenti sampai di sini. Kami hidup di sepanjang sungai Kalimalang karena kaki menuntun langkah ini untuk tak usah kemana-mana lagi. Tenangnya alam, segar bau tetumbuhan, udara yang memabukkan, kicau rindu nyanyian burung, lukisan awan di percikan langit; semuanya… Continue reading Kami Hidup di Sepanjang Sungai Kalimalang (Fragmen 3)
Kami Hidup di Sepanjang Sungai Kalimalang (Fragmen 2)
KAMI HIDUP DI SEPANJANG SUNGAI KALIMALANG. Sebuah tempat di mana setiap hati saling bertaut dan rekaan surga telah berhenti sampai di sini. Kami hidup di sepanjang sungai Kalimalang karena kaki menuntun langkah ini untuk tak usah kemana-mana lagi. Sampai suatu hari ada dua orang pemuda yang sedang duduk-duduk di taman samping sungai Kalimalang sehabis hujan… Continue reading Kami Hidup di Sepanjang Sungai Kalimalang (Fragmen 2)
Kami Hidup di Sepanjang Sungai Kalimalang (Fragmen 1)
Kami hidup di sepanjang sungai Kalimalang. Sebuah tempat di mana setiap hati saling bertaut dan rekaan surga telah berhenti sampai di sini. Kami hidup di sepanjang sungai Kalimalang karena kaki menuntun langkah ini untuk tak usah kemana-mana lagi. Saat itu, hari masih sore saat seorang nenek tua sedang menyapu halaman rumahnya yang masih tanah. Gugur… Continue reading Kami Hidup di Sepanjang Sungai Kalimalang (Fragmen 1)
Habis
Demikianlah. Aku tak bisa menulis lebih banyak lagi dari ini rupanya. Semua tema, seluruh cerita, segenap wacana yang silang sengkarut kutulis dari halaman pertama catatan ini dibuat, pada akhirnya memang harus punya ujung. Karenanya kuharap kau, di akhir penghabisan penaku ini, masih sedia menyimak halaman terakhir yang kutulis jauh sejak perjumpaan kita entah di halaman… Continue reading Habis
Coda
Kau tau kau tak seharusnya berada di sini, di halaman ini, menemuiku dengan cara seperti ini. Kau dan aku, kita adalah satu dalam dua yang ganjil, kita masing-masing hidup di dunia yang berbeda. Batas jarak imajiner itu, meski lentur dan mudah saja ditembus, tak semestinya kau tempuh dengan cara yang sedemikian tergesa-gesa. Dan dalam setiap… Continue reading Coda