Memahami Persona dalam Konteks User Experience (UX)

Bila kita mengacu pada istilah umum, kata ‘persona’ bisa direferensikan sebagai sosok individu atau person. Istilah persona secara spesifik juga muncul dalam ilmu psikologi, dimana Carl Jung -filsuf era post modern- menyebutkan bahwa persona merupakan topeng sosial yang muncul ketika seseorang direpresentasikan kehadirannya di dunia. “Persona is a kind of mask, designed on the one hand to make a definite impression upon others, and on the other to conceal the true nature of the individual,” ungkap Jung di salah satu bukunya (Two Essays on Analytical Psychology, 1953).

Sejalan dengan pemikiran tersebut, istilah ini kemudian berkembang dan digunakan di berbagai bidang ilmu, salah satunya adalah bidang teknologi, khususnya di ranah User Experience. Adalah Alan Cooper –penulis sekaligus penemu bahasa Visual Basic– yang tercatat pertama kali memperkenalkan istilah ‘persona’ atau ‘user persona’ dalam bukunya The Inmates Are Running the Asylum terbitan tahun 1998.

Cooper disebutkan hendak bermain-main dengan tokoh fiksi dalam rangka membantu menjawab atau memecahkan masalah yang muncul dari proses perancangan/ design software dengan berorientasi pada user atau penggunanya. Tentu persona yang dimaksudkannya di sini adalah bagaimana karakteristik user tersebut bisa diungkap sejak awal pengembangan software dimulai. Hal ini menjadi penting, mengingat pemikiran user yang menjadi target pengguna software tidaklah sama dengan pemikiran pihak yang mengembangkan software (developer).


Sumber Video: Interaction Design Foundation

Untuk itu, user persona memiliki lingkup kerja observasi dari penelitian dengan berfokus pada masa sekarang dan bukan pada apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Gambaran persona inilah yang akan membantu dalam pemahaman tentang user itu sendiri yakni apa produk yang akan digunakan, bagaimana perilaku user saat itu dan sikap pada umumnya, keinginan/kebutuhan dari produk yang didesain, kesulitan user untuk mengatasi situasi saat itu serta tujuan user sendiri.

Sedangkan dari penggunaannya, persona dapat dikategorikan, antara lain :

1. Untuk validasi keputusan yang dibuat oleh design team
2. Untuk mengembangkan prioritas ketika adanya konflik ide dalam sumber atau waktu
3. Persona harus ada ketika sesi ideation untuk bekerja sebagai sumber inspirasi dan untuk menetapkan dasar yang berfokus kepada user
4. Persona harus menjadi referensi ketika ide dikritik atau iterations produk

Sebagai kesimpulan, Persona merupakan tools yang sangat efektif bagi para user experience designer. Persona memungkinkan project team untuk fokus kepada kebutuhan pengguna dan mengerti akhir dari outcomes yang diharapkan dari produk teknologi tersebut.

*) Dirangkum dari berbagai sumber

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *